Memperingati Hari Konferensi Asia-Afrika: Mengenang Semangat Solidaritas Global


Universitas Indonesia Maju (UIMA) memperingati Hari Konferensi Asia-Afrika yang jatuh pada tanggal 18 April 2025 sebagai momentum penting dalam sejarah perjuangan bangsa-bangsa Asia dan Afrika. Konferensi ini menjadi tonggak solidaritas antar negara-negara berkembang dalam menolak kolonialisme dan memperjuangkan perdamaian dunia.

Sejarah Singkat Konferensi Asia-Afrika

Konferensi Asia-Afrika, juga dikenal sebagai Konferensi Bandung, diadakan pada 18–24 April 1955 di Bandung, Indonesia. Pertemuan bersejarah ini dihadiri oleh delegasi dari 29 negara Asia dan Afrika yang baru merdeka atau sedang berjuang untuk kemerdekaan. Tujuan utama dari konferensi ini adalah untuk membangun kerja sama antara negara-negara di dua benua tersebut serta menentang segala bentuk penjajahan.

Konferensi ini melahirkan Dasasila Bandung, sepuluh prinsip dasar yang menjadi landasan hubungan internasional yang berlandaskan pada penghormatan terhadap kedaulatan, non-intervensi, dan kerja sama damai.

Relevansi Konferensi Asia-Afrika dalam Dunia Modern

Meski telah berlalu lebih dari tujuh dekade, nilai-nilai yang dibawa oleh Konferensi Asia-Afrika tetap relevan hingga saat ini. Di tengah tantangan global seperti konflik antar negara, krisis kemanusiaan, dan ketimpangan pembangunan, semangat solidaritas dan kerja sama menjadi sangat penting untuk mewujudkan tatanan dunia yang lebih adil dan damai.

Konferensi ini juga menjadi inspirasi bagi gerakan Non-Blok dan memperkuat posisi negara-negara berkembang dalam kancah politik internasional. Dengan mengedepankan dialog dan kerja sama, negara-negara Asia dan Afrika mampu memperjuangkan kepentingan mereka secara kolektif.

Peran Indonesia dalam Konferensi Asia-Afrika

Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Asia-Afrika telah menunjukkan peran strategis dalam mendorong diplomasi damai dan mempererat hubungan antar negara. Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia, menjadi tokoh sentral dalam menyatukan semangat perjuangan negara-negara peserta konferensi.

Gedung Merdeka di Bandung, yang menjadi lokasi konferensi, kini telah menjadi Museum Konferensi Asia-Afrika dan menjadi destinasi bersejarah yang menyimpan berbagai dokumen dan artefak penting dari pertemuan tersebut. Tempat ini menjadi simbol perjuangan diplomatik bangsa Indonesia dalam panggung dunia.

Komitmen UIMA dalam Menanamkan Nilai Global

Sebagai institusi pendidikan tinggi yang berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia unggul dan berwawasan global, Universitas Indonesia Maju (UIMA) berkomitmen untuk terus menanamkan nilai-nilai kerja sama internasional, toleransi, dan perdamaian dunia kepada seluruh civitas akademika.

Melalui berbagai kegiatan akademik, seminar, kuliah umum, dan kerja sama internasional, UIMA mendukung lahirnya generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kesadaran sosial dan tanggung jawab global.

Kesimpulan

Konferensi Asia-Afrika adalah tonggak sejarah yang sangat penting dalam perjuangan negara-negara berkembang untuk meraih kedaulatan dan keadilan. Nilai-nilai yang dibawa oleh konferensi ini harus terus diwariskan dan diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama di kalangan generasi muda.

Universitas Indonesia Maju (UIMA) sebagai institusi pendidikan yang berkomitmen pada penguatan karakter dan wawasan global, terus mendukung inisiatif yang mendorong terciptanya perdamaian, keadilan, dan solidaritas antar bangsa.

Mari kita jaga semangat Konferensi Asia-Afrika sebagai warisan berharga untuk masa depan dunia yang lebih harmonis.